Manifesto Partai Komunis

Gambar terkaitHantu sedang menggentayangi Eropa, hantu Komunisme. Begitulah pernyataan awal dari buku kecil berjudul Manifesto Komunis. Di Eropa, teks yang tak lebih dari 100 halaman disebut sebagai brosur, bukanlah sebuah buku. Namun, brosur kecil ini tidak kalah bermakna dengan kitab berjilid-jilid mengenai teori dan gerakan komunisme. Ditulis oleh Karl Marx dan Engels sendiri di Eropa pada abad ke 19. Buku ini telah diterjemahkan lebih dari 50 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

       Untuk dapat benar-benar memahami komunisme, kita harus menganalis karya dari pemikir komunis itu sendiri. Adapun karya pemikir kontra komunis, dalam hal ini Liberalisme, hanyalah referensi pembanding. Hal ini penting, mengingat banyak buku yang kontra komunis menggambarkan komunis sebagai suatu ideologi yang gemar ricuh, dalang dibalik pemberontakan, sering mengganggu dan menakutkan seperti hantu. Olehnya itu, sebagai pembelajar yang menjunjung tinggi obyektivitas ilmu pengetahuan, independensi dan validasi referensi menjadi hal yang utama, disamping keberlimbahan pustaka.

     Komunisme selalu menjadi pihak yang tertuduh, partai oposan dan sumber vandalisme sosial. Benarkah demikian? Padahal komunisme adalah paham yang meyakini bahwa dengan pengarus-utamaan milik bersama (penghapusan milik pribadi) manusia dapat sejahtera. Karena sejarah umat manusia hanyalah pertarungan antar kelas, kelas yang kaya dengan yang miskin, tuan dan hamba, bangsawan dan budak, borjuis dan proletar. Lalu, apa yang salah dengan stratafikasi sosial seperti itu?

Kaum Borjuis dan Kaum Proletar

       Stratafikasi sosial bukanlah masalah jika proses untuk meningkatkan strata sosial tersebut tidak dengan menindas hak-hak orang lain. Bayangkan, untuk dapat menjadi kaum borjuis kapitalis (pemilik modal) seseorang yang lain harus menjadi kaum proletar (buruh). Untuk dapat menjadi semakin kapital, produksi harus diperbanyak dan pembagian upah buruh harus ditekan serendah-rendahnya atau paling tidak stagnan. Itulah syarat agar borjuis dapat semakin kaya (akumulasi modal). Mirisnya, borjuis tersebut mendapatkan banyak dari kerja yang sedikit. Di sisi lain, kaum proletar (buruh) mendapatkan sedikit dari kerja yang banyak.

Kaum Proletar dan Kaum Komunis
         
  Dari parahnya ketimpangan sosial tersebut, dibutuhkan perlawanan dari kaum revolusioner untuk menegakkan keadilan sosial. Mula-mula, dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan kaum proletar, dikarenakan kurangnya waktu dan biaya untuk menempuh pendidikan, diperlukan peran kaum komunis untuk menyadarkan dan bergerak bersama kaum proletar tersebut meraih hak-haknya. Kaum komunis yang dimaksud dapat berupa tokoh pemikir, pembaharu, partai maupun lembaga swadaya lainnya. Setelah mulai menyadari akan hak-hak mereka, barulah kaum buruh membentuk aliansi atau serikat buruh hingga tercapainya tujuan mereka, yaitu buruh menguasai dan menentukan kebijakan-kebijakan sesuai hak dan kewajiban mereka masing-masing.

Kaum Sosialis Komunis

            Segala pemikiran maupun gerakan yang mengutamakan milik bersama (sosial) di atas milik pribadi disebut sebagai Sosialis. Terdapat beberapa paham-paham sosialis, diantaranya; sosialisme feodal, yaitu paham sosialis yang masih berwatak aristokrasi (bangsawan) yang terpinggirkan oleh kehadiran kaum borjuis modern. Sosialisme Borjuis Kecil, yaitu paham sosialis yang berisikan pemodal-pemodal kecil yang tergerus posisinya oleh gerakan pemodal (borjuis) besar. Yang terakhir adalah sosialisme komunis, yaitu paham sosial yang cukup radikal dalam mencapai misinya, masyarakat tanpa kelas. Karena menurut mereka, kelas sosial yang menyebabkan ketimpangan sosial. Semua untuk semua, satu untuk semua, semua untuk satu. Itulah sosialisme komunis. Itulah manifesto komunis.

Labels: