Islam dan Sosialisme

Hasil gambar untuk buku islam dan sosialismeSecara akar kata, sosialisme berasal dari dua suku kata, yaitu socius dan isme. Socius merupakan kata dari bahasa latin yang berarti teman atau kita. Sementara isme berarti paham. Maka, secara istilah sosialisme adalah paham yang meyakini bahwa hak-hak sosial harus diutamakan di atas hak-hak individu. Sosialisme terbagi ke dalam beberapa bagian besar:

Sosialisme Komunis, paham sosialis yang meleburkan hak milik individu atau privat ke dalam hak milik bersama. Adapun hak milik bersama tersebut diserahkan kepada instusi bersama yang bernama Negara.

Sosialisme Anarkis, paham sosialis yang meleburkan hak kekuasaan individu atau kelompok tertentu ke dalam kekuasaan bersama. Hal ini berarti meniscayakan bahwa tidak boleh ada penguasa yang kemudian dapat  mengklaim diri atau kelompoknya mempunyai hak untuk menguasai diri atau kelompok lainnya.

Sosialisme Islam, atau lebih umumnya sosialisme keagamaan, merupakan paham sosialisis yang mengutamakan hak-hak sosial berdasarkan perintah Tuhan melalui utusan dan risalah-Nya.
Sosialisme Nasionalis, merupakan paham sosialis yang menjunjung tinggi persaudaran kebangsaan sembari menolak campur tangan segelintir elit dan pihak asing dalam urusan kebangsaannya.

Sebagai Umat Islam dan Bangsa Indonesia, HOS Cokromianoto menyadarkan kita bahwa perjuangan menegakkan hak-hak sosial yang dirampas haruslah berdasar ajaran Islam dan persaudaran kebangsaan. Meski Karl Marx berhasil melakukan perjuangan atas hak-hak sosial kaum Barat yang ditindas di Eropa, hal itu tidak boleh kita lakukan. Dengan semangat yang sama, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Jika Marx melakukan itu berdasar pandangan dunia materi. Sebagai umat Islam dan Bangsa Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai agama, kita harus menegakkan Sosialisme berdasar dan bersandar pada nilai-nilai Ketuhanan.

Dasar Sosialisme Islam

Landasan atau dasar dari sosialisme Islam menurut Cokroaminoto adalah firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah Al Hujuraat ayat 13; “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal.”

            Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapat kita ketahui bahwa segala perbedaan yang ada pada manusia merupakan takdir yang telah ditentukan Tuhan. Tujuan perbedaan tersebut agar kita saling mengenal. Bayangkan jika kita semua sama persis, kita takkan dapat mengenali satu sama lain. Yang membedakan derajat kemuliaan manusia adalah sejauh mana ia melakukan kebaikan dan menolak keburukan. Semakin banyak kebaikan yang ia lakukan, maka semakin mulia pula manusia tersebut. Di sini, sosialisme mendapati landasannya dalam Islam. Bahwa mengutamakan kebaikan umum adalah tujuan dari segala perbedaan manusia.

            Karaktersitik sosialisme Islam dibanding sosialisme ala barat adalah pada tujuan akhir dari pengutamaan hak-hak sosial tersebut. Sosialisme barat yang berpandangan dunia materi, bertujuan mengutamakan hak-hak sosial hanya terbatas pada kehidupan dunia dan bendawi saja. Sementara sosialisme Islam yang berpandangan dunia Tauhid, bertujuan mengutamakan hak-hal sosial bukan hanya demi persoalan dunia, tetapi juga akhirat.

Pesan Cokroaminoto untuk Generasi Sosialisme Islam Indonesia

            Dalam bab-bab akhir buku Islam dan Sosialisme karangan Hadji Oemar Said Cokroaminoto dituliskan dua perkara demi kebahagiaan dan keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Adapun dua perkara tersebut adalah Agama (Islam) dan Ilmu Pengetahuan. Kecenderungan agamis tanpa memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan akan melemahkan iman dan daya berpikir manusia. Sementara kecenderungan ilmiah tanpa memerhatikan kehidupan keagamaan akan mematikan iman dan harapan akan kehidupan setelah dunia. Jadi, pelajari dan praktikkan kehidupan yang religius dengan metode ilmu pengetahuan yang rasional dan ilmiah demi terwujudnya masyarakat beradab yang diridhoi oleh Allah Swt.

Labels: