The Magic of Speaking

Hasil gambar untuk the magic of public speakingRetorika adalah seni berbicara depan umum. Pidato adalah salah satu jenisnya. Berpidato dengan baik bukanlah mukjizat yang datang dari langit. Sama halnya bermain gitar, berpidato dengan baik dapat diasah dengan latihan. Semua pernah bahkan sering gugup saat berbicara di depan umum. Tapi jangan merasa kasus Anda adalah kutukan takdir. King George VI, Raja Britania Raya, awalnya orang yang tak hanya gugup tapi juga gagap saat berbicara di depan umum. Dengan berlatih dan terus berlatih beliau menjadi salah satu pembicara termasyhur di dunia. Sepandai-pandainya tupai melompat, karena ia sering latihan. Agar percaya diri, saran William James, Berpura-puralah berani. Rasa takut kita karena kurang kepercayaan diri. Dan kurangnya kepercayaan diri disebabkan oleh ketidaktahuan. Luka mana yang tak sembuh oleh waktu ? Berlatih dan teruslah belajar.
Komponen Pidato yang Baik

Lakukanlah persiapan! Sebuah pidato bukanlah martabak yang aduk-lempar, 15 menit sudah jadi. Pilihlah topik jauh-jauh hari, cari fakta tentang topik tersebut, diskusikan bersama kerabat Anda. Tulis di secarik kertas atau gadget setiap ide yang datang. Ide tiba-tiba muncul saat makan, berkendara, di toilet, mengantri dan lainnya. Catatlah ide tersebut. Dicatat, bukan diingat-ingat saja. 

Baca buku mengenai topik Anda, cari artikel di internet, majalan, koran. Kumpulkan bahan yang lebih banyak dari yang Anda butuhkan. Dari 100 ide cemerlang, hanya 10-20 terbaik yang layak Anda jadikan naskah pidato. Setelah itu, buatlah naskah pidato Anda dengan susunan fakta-fakta negatif dan positif tentang topik Anda. Perdebatkan topik tersebut. Tunjukan bagaimana memperbaikinya. Mintalah kerjasama dengan menjalankan solusi yang ditawarkan. Berlatih sebelum tampil, atau biasa dikenal dengan istilah gladi bersih. Rekam suara atau lebih baik lagi video Anda saat berlatih. Hal ini bertujuan agar Anda dapat mengoreksi diri Anda sendiri sebelum benar-benar tampil diatas podium. Perbaiki gerakan, nada dan penampilan yang kurang baik menurut Anda hingga semenarik mungkin.


Antusiasme Anda Mengundang Antusiasme Hadirin

Enthusiasm (antusiasme) berasal dari bahasa yunani, En berarti dalam, dan Theos berarti dewa. Jadi, orang yang antusias adalah orang yang berbicara seolah-olah dirasuki dewa. Antusiasme hadirin Anda tergantung dari Antusiame Anda sendiri dalam menyiapkan dan menyampaikan Pidato. Jika Anda lesu, hadirin Anda pasti lesu. Jika Anda semangat, hadirin juga akan semangat. Seperti Soekarno dalam pidato revolusionernya demi meraih kemerdekaan.

Memilih Diksi yang Sederhana

Pilihlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Seperti ungkapan Socrates, “jika Anda tidak bisa menjelaskannya secara sederhana, Anda belum memahaminya.” Gunakan bahasa kaum. Jika hadirin adalah awam, pakai bahasa awam. Jika hadirin mayoritas pejabat dan cendikiawan, gunakan bahasa ilmiah. Hindari kata-kata seperti kelihatannya, menurut pendapat kami, mungkin. Sebagai contoh, bagaimana jika Iklan suatu suatu produk menggunakan kata tersebut. “Kelihatannya, Kompas adalah surat kabar terbaik“. Atau, “ Menurut kami, Kompas adalah surat kabar yang dapat Anda percaya “. Pilih kata-kata yang tepat, singkat dan jelas.

Bagaimana Anda Menyampaikannya

Dalam sebuah pidato, tidak sekadar apa yang Anda sampaikan, tapi bagaimana Anda menyampaikannya. Perhatikan poin berikut :
1)    Tekankanlah pada kata-kata yang penting. Contoh kalimat : “ Acara-acara di televisi saat ini hanya sedikit yang edukatif sisanya hanyalah pembodohan publik “.
2)    Berhentilah sejenak, sebelum dan sesudah ide-ide penting. Gunakan contoh kalimat diatas.
3)    Untuk lebih berkesan, pandangi hadirin Anda barang sebentar lalu lanjutkan dengan kalimat yang mengandung ide penting tersebut. Tatap hadirin Anda, karena banyak pembicara menatap ke atas atau ke lantai saat berpidato. Tampaknya mereka berpidato untuk diri mereka sendiri. Ini akan membunuh sebuah percakapan.
4)    Ubah kecepatan suara Anda. Sebagai contoh, katakan 3 milyar dengan suara cepat. Sangat remeh bukan! Sekarang, katakan 3 juta denga lambat. Berbeda bukan!

Sebelum Tampil di Podium

     Pembicara yang bersemangat pasti dikerumuni hadirin. Kumpulkan hadirin Anda. Jangan biarkan terpisah terlalu jauh. Itu akan membuat Anda lebih semangat dan percaya diri. Hindari makan berat sebelum berpidato. Darah yang semestinya di otak, turun ke perut. Bisa-bisa, belum selesai Anda berpidato, gangguan perut atau sulit konsentrasi menghentikan pidato Anda lebih dahulu. Sebaiknya, jangan berpidato ketika Anda lelah, istirahat lebih baik bagi Anda. Kumpulkan kembali energi Anda dan berpidatolah dengan berapi-api. Pastikan 5 hal berikut ini sebelum naik ke podium;

1)    Tampil sebersih dan serapi mungkin. Pakaian Anda yang kotor dan rambut Anda yang tidak tersisir rapi membuat hadirin menduga bahwa isi pikiran Anda sama kotor dan tidak teraturnya dengan penampilan Anda. Estetika itu penting.
2)    Periksa jendela dan sirkulasi udara. Hadirin Anda pasti lebih memilih keluar ruangan untuk bertahan hidup dan menghirup oksigen ketimbang bertahan mendengar pidato tapi sekarat karena ruangan yang panas, pengap karena sirkulasi udara yang Anda abaikan.
3)    Sesuaikan penerangan di ruang tersebut. Pastikan cahaya lampu dan sorotan lampu tidak terlalu terang, tapi jangan juga remag-remang. Ini forum ilmiah, bukan klub malam!
4)    Jangan ada tamu di atas podium. Pelayan, pembersih, panitia atau pembawa acara yang membetulkan gorden atau mondar-mandir akan mengalihkan perhatian hadirin kepada mereka. Singkirkan pula kursi menumpuk yang tak terpakai atau barang-barang tak penting lainnya. Buatlah panggung Anda terlihat menarik dan simpel. Itu panggung Anda!
5)    Setelah Anda berdiri di atas podium jangan langsung memulai pidato. Itu ciri orang amatiran. Tariklah nafas, pandangi hadirin Anda dan pastikan sampai tidak ada lagi suara dan ganguan lainnya.

Pembukaan Pidato adalah Kuncinya

 Tanya saja pada ahli pidato manapun. Mereka akan sepakat menjawab bahwa “sesuatu yang akan langsung merebut perhatian adalah pembukaan yang menarik“. Sejak zaman aristoteles, buku-buku mengenai pidato menjelaskan mengenai pembukaan, isi dan kesimpulan pidato. Namun, belakangan ini pembukaan pidato mulai terabaikan. Ujung-ujungnya, membuat hadirin menyimpulkan bahkan meninggalkan pidato lebih awal. Mayoritas orang yang tidak ahli dan enggan berlatih, memulai pidatonya dengan cara yang buruk. Mereka mencoba melucu. Mereka seolah-olah dirasuki arwah tukul kalau bukan sule. Itu bukan Anda! Sungguh, Anda memiliki khas dan identitas tersendiri. Lelucon sangat sulit dibuat. Apalagi dalam forum seilmiah pidato.

 Kesalahan terbesar orator pemula adalah mengawali pidatonya dengan meminta maaf. “maaf saya bukan ahli pidato“ atau “Saya tidak siap untuk berpidato”. “Saya tidak bisa berkata apa-apa”. Lagipula, kalau Anda tidak siap, sebagian hadirin akan mengetahui tanpa Anda beri tahu. Sama saja Anda menghina hadirin. Menganggap hadirin tidak penting, hingga tak perlu bersiap-siap dengan persiapan yang terukur. Apa yang harus dilakukan?

1)    Mulailah dengan sebuah kisah. Siapa yang tidak tertarik dengan sebuah kisah. Orang-orang primitif mengelilingi api unggun untuk mendengar kisah. Orang-orang kota datang ke gedung untuk menonton kisah teater. Anak-anak suka didongenkan kisah-kisah sebelum tidur. Kitab-kitab suci seperti injil dan Al-Qur’an, memuat kisah-kisah nyata agar dapat dipetik hikmahnya. Kisahkan awal pidato Anda dengan kata-kata yang menarik seperti kisah-kisah dalam novel.
2)    Awali dengan pendapat bersama. Buatlah orang-orang setuju sejak awal. Jaga agar mereka tetap mengiyakan. Apa ini salah? Tidak juga. Selama pidato Anda rasional, kenapa tidak? Hadirin bukan menghadiri pidato Anda hanya untuk berdebat kusir dengan Anda.
3)    Bangkitkan rasa ingin tahu hadirin Anda. Manusia mana yang tidak ingin pengetahuan baru. Hewan pun mempunyai koriusitas atau rasa ingin tahu yang tinggi. Ajukan pertanyaan. Bangun kerjasama yang apik dengan hadirin. Buatlah hadirin Anda bertanya-tanya mengenai siapa, apa, mengapa, bagaimana dan silahkan Anda lanjutkan sendiri.
4)    Kata-kata orang terkenal terbukti selalu menarik perhatian. Kenapa tidak mengawali pidato dengan kutipan perkataan orang terkenal.
5)    Gunakan alat peraga. Itu akan membuat perhatian hadirin lebih terpusat, dan mereka juga bisa berimajinasi sendiri.
6)    Kita pasti langsung berbalik saat mendengar orang di sebelah kita membicarakan mengenai nama, sesuatu yang Kita suka atau hal-hal yang  berhubungan dengan Kita. Awali pidato dengan topik yang sangat diinginkan hadirin Anda.

Menutup Pidato dengan Kesan yang Mendalam

Penutupan pidato adalah titik paling strategis dalam sebuah pidato. Apa yang terakhir Anda katakan akan terngiang di telinga hadirin. Bahkan, jika penutupan Anda benar-benar berkesan, itu akan berbeka selamanya di ingatan hadirin. Pasti, Anda tidak ingin pidato Anda seperti angin lalu, pergi begitu saja. Tanpa kesan, tanpa pesan. Harus diakui, banyak kesalahan-kesalahan dalam menutup pidato. Misalnya dengan berkata “hanya ini yang bisa saya sampaikan“. Hadirin tentu tahu apa yang telah Anda sampaikan. Kalau sudah selesai, tutup dengan baik dan turunlah duduk. Tak perlu Anda berkata, “hanya ini, hanya itu”. Lain lagi dengan orator yang tidak tahu harus menutup di titik mana. Ia berputar-putar dengan kalimat itu-itu saja. Pada akhirnya, ia terlihat konyol dan berharap terjadi gempa hingga membuat hadirin berpencar, agar ia terselamatkan dari sulitnya menutup pidato. Sebaiknya Anda melakukan;

1)    Contohi orator-orator sukses seperti Martin Luther King, Soekarno atau Abraham Linclon. Mereka mempersiapkan, menulis dan menghafalkan kata-kata yang tepat untuk menutup pidatonya. Mereka melatihnya berulang kali hingga terlihat benar-benar memakau. Jika diri sendiri saja belum terpukau, bagaimana bisa orang lain terpukau?
2)    Seperti pada pembuka pidato, Anda juga bisa mengutip perkataan orang-orang terkenal pada penutup pidato. Bisa juga mengutip puisi sarat makna, pantun, humor, pepatah dan semacamnya.
3)    Sesuaikan penutupan pidato Anda dengan situasi dan kondisi forum. Sangat bijaksana, bila Anda menyiapkan 2-3 penutupan. Jika yang satu kurang cocok, yang lain mungkin cocok.
4)    Ringkaslah pidato Anda sebagai penutup yang konkret. Ulangi kembali ide-ide penting dengan kata-kata yang berbeda. Jadikan penutup pidato Anda dapat terpahami dengan baik meski oleh hadirin yang terlambat datang.
5)    Berhenti di klimaks. Ini memang sulit. Tapi jika dilakukan dengan persiapan yang matang, akan menghasilkan penutupan pidato yang sangat mengesankan. Mereka juga menanti-nanti kapan Anda akan kembali berpidato. Mengapa? Karena tingkat kejemuan akan meningkat setelah melewati klimaks . Anda harus berhenti, sebelum hadirin menginginkan Anda berhenti.
6)    Terakhir, bersiaplah menjawab pertanyaan dari hadirin Anda. Caranya ? Dengan menguasai topik Anda sepuluh kali lipat dari yang Anda tuangkan di pidato. Saring pertanyaan secukupnya dengan menyesuaikan dengan ketersediaan waktu.

Pidato Harus Jelas dan Membuat Hadirin Bertindak

Adalah tanggung jawab Anda, bukan hadirin, untuk memastikan pidato Anda telah tersampaikan dengan jelas.  Sangat penting untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, kendati itu sangat sulit dilakukan. Kita harus mengetahui arah pidato yang kita tuju dan cara agar bisa sampai ke sana. Alasan mengapa pembicaraan orator tidak dimengerti, karena hal yang ingin mereka sampaikan tidak jelas, bahkan bagi diri mereka sendiri. Jangan sampai hadirin tidak tertarik dengan pidato Anda. Mereka akan gelisah di tempat duduknya, menggambar di buku catatannya, berdiri, bahkan pergi.

Herbert Spencer berkata, tujuan utama dari pendidikan bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan. Carilah sesuatu yang akan menyalakan semangat hadirin Anda. Jika Anda berbicara pada hadirin seperti petani, mangapa tidak nyalakan semangat mereka dengan topik tentang alokasi bantuan pertanian yang harus dinaikkan. Atau bisa juga dengan topik; bagaimana mendapatkan bantuan modal untuk petani. Tentu mereka akan antusias mendengarnya. Bicarakan mengenai keinginan-keinginan mereka. Karena keinginan adalah bensin yang menjalankan mesin tindakan kita. Motif uang, motif bertahan hidup, motif apresiasi dan motif agama adalah topik yang sangat mendorong hadirin Anda untuk bertindak.

Membaca dan Teruslah Berlatih

Perbanyak pengetahuan dan kosa kata Anda dengan mendengar pidato atau audio pidato orator ulung, dan membacalah. Bahkan para pembicara hebat pun berhutang pada bacaan mereka dari hubungan mereka dengan buku. Banyak sekali yang bisa Anda dapatkan dari buku. Jhon Bright berkata, hidup ini terlalu singkat dan saya tidak memiliki harapan untuk menikmati banyak sekali buku yang tersebar dihadapan saya. Seorang ahli dapat menyampaikan pidato lebih menarik meskipun dengan topik sama yang disampaikan oleh orang lain. Kurangi membaca koran, majalah apalagi menonton televisi. Bacalah bacaan yang berkualitas. Sangat banyak buku-buku mengenai seni berpidato. Salah satu yang menjadi rekomendasi adalah buku The Magic of Speaking karya Dale Carnegie. Dalam suatu waktu, Goethe berucap : Beritahu saya apa yang Anda baca, dan saya akan memberi tahu Anda, orang macam apa Anda. Anda adalah apa yang Anda baca.

Selamat Berpidato!

Labels: